Translate

Jumat, 19 September 2014

APEL MERAH BUAT RATNA

   Bintang dan Ratna berjalan beriringan pulang sekolah.bintang memegangi sehelai daun pisang untuk melindungi kepala mereka dari hujan.letak sekolah darurat mereka tak jauh dari tempat pengungsian.
Keluarga bintang dan ratna tinggal di tenda-tanda darurat bersama ribuan pengungsi lain.mereka berasal dari desa di bawah lereng merapi.karena gunung itu terus mengeluarkan asap tebal,penduduknya diungsikan.
  "Kak,pernah makan apel ?"tanya ratna tiba-tiba
  "Apel apa dik?"Bintang heran
  "Apel merah,kak.tadi ibu guru cerita ada buah yang bentuknya cantik,warnanya merah         sekali.
  "oh...apel merah washington maksudmu?"tanya Bintang
 "Iya,kak...ratna penasaran mau nyicip apel merah itu.Temanku lisa,pernah makan.kata lisa,rasa apel itu segar sekali.sepupu lisa dari kota pernah bawa oleh-oleh apel merah washington.coba bapak sm ibu punya saudara yang kaya.pasti aku bisa makan apel merah ya,kak ?" keluh Ratna.
 "hus... nggak boleh bilang begitu.nggak bersyukur itu namanya,"tegur Bintang."Apel Washington itu banyak dijual di kota-kota desa,tetapi belum ada di desa kita sebab desa kita lumayan terpencil.kalau ingin cicip apel itu,sekarang kamu nabung dulu.nanti kaka anyar kamu ke kota beli apel merah itu.
 "Gimana,setuju ?" usul Bintang
 "Setuju,kak..."ratna girang 
   
  Esok paginya,Ratna tidak tampak riang seperti biasanya.tubuhnya panas tinggi.kata ibu,mungkin ratna lelah karena sudah behari-hari tidur di pengungsian.
Pagi itu,Bintang terpaksa berangkat ke sekolah darurat sendirian.setiba disana,Adit sahabatnya datang menyambutnya.
 "Bintang, ayo kita langsung ke lapangan.kata kak andi,sekolahnya dimulai nanti siang.soalnya,pagi ini,ada kunjungan dari SD Harapan Jaya!" Kata adit.Kak andi adalah relawan di sekolah darurat.
   "SD Harapan Jaya ? Sekolah besar di kota itu,ya ?"tanya Bintang
   "iya,Kak Andi yang mengatur acara mereka,cerita adit 
Bintang dan adit lalu bergabung dengan anak-anak lainnya di lapangan.Ratusan anak pengungsi dihibur permainan angklung murid-murid SD Harapan Jaya.mereka menyanyi bersama suasana gembira dan akrab. Di akhir acara,anak-anak SD Harapan Jaya membagikan sebuah apel merah untuk setiap anak merapi.Betapa gembiranya anak-anak pengungsi.Mereka melambai terharu ketika murid-murid SD Harapan Jaya pamit pulang.
Bintang tampak senang sekali memandangi apelnya.
   "Kok,tidak dimakan?"tanya adit.Apelnya sudah habis ia lahap
  "Mau aku kasih ke Ratna.Kasihan dia sakit,jad8 tidak bisa ikut di lapangan ini"kata Bintang
    "Ooo..."adit menganguk mengeti Bintang segera kembali ke tenda pengungsian.di tengah jalan,ia tiba-tiba mendengar tangisan anak kecil."Apel...Apel....huuu..huuu..."
seorang gadis kecil umur empat tahunan,menangis tersedu-sedu.rupanya ia tidak kebagian apel karena tidak datang ke lapangan,ibunya tampak kebingungan.
Bintang berdiri tertegun ditempatnya.Ia ingin memberikan apelnya pada anak kecil itu.Tetapi,ia teringat pada Ratna yang ingin sekali mencicipi apel merah.Bintamg menggengam apel itu,lalu meneruskan langkahnya.
Akan tetapi,Bintang tiba-tiba membalikan badannya.ia kembali ke tempat gadis kecil tadi dan memberikan apelnya.
    "Ini apel untukmu,dik...."gemetar suara Bintang
Gadis kecil itu langsung terdiam saat menerima apel itu.sebalikanyaa,Bintang berlari sambil meneteskan airmatanya.
   "Maafkan kakak ya,ratna...."bisik Bintang
Ia lalu menyendiri di tempat yang agak sepi untuk menenangkan hatinya.setelah tenang,barulah Bintang pulang.
Di tempat pengungsian,Bintang melihat Ratna sedang berbicara dengan Adit dan Kak Andi
  "Eh...Kak Bintang dari mana?Kak,lihat!Aku dapat oleh-oleh dari Kak Adit dan Kak Andi yaitu satu kantong plastik apel merah!"ujar Ratna sambil melahap apel merah  lalu saat itu juga mata bintang berkaca-kaca.
   "Terimakasih Tuhan,Engkau sudah memberikan pengganti  apel merah untuk Ratna,"bisik Bintang di dalam hati 

Sumber : 
Majalah bobo edisi 40 


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar